Kamis, 23 Agustus 2012

Nyamplung, BBN Yang Potensial

Suaramerdeka.com

KRISIS
 energi yang tengah dialami dunia, mendesak kita untuk menemukan dan mengembangkan energi alternatif. 


Disisi lain ancaman pemanasan global yang tak kalah pentingnya juga potensi bahaya Tsunami (terkait Indonesia sebagai negara kepulauan) mengharuskan kita untuk melakukan langkah antisipasi dengan segera. 


Kedua hal tersebut bisa diatasi dengan satu langkah yaitu menanam pohon Nyamplung (Calophyllum inophyllum L). sebagai bahan baku Biodiesel.


Di Jateng, Nyamplung banyak ditemui di sepanjang Pantai Selatan, terutama di Kabupaten Cilacap, Purworejo dan Kebumen. Di wilayah tersebut penanaman Nyamplung semula dititikberatkan sebagai upaya konservasi alam. 


Nyamplung yang mulai digalakkan penanamannya pada tahun 50-an bertujuan untuk pelindung pantai dari abrasi, penahan angin laut ke darat yang berpotensi menimbulkan berbagai penyakit bagi masyarakat yang tinggal di tepi pantai, tempat berteduh nelayan, penahan tebing sungai dan pantai dari longsor, pengendali intrusi dan penjaga kualitas air payau. 


Seiring dengan terjadinya Tsunami, maka Nyamplung menjadi berpotensi untuk penahan gelombang pasang. Sedangkan fungsi ekonomisnya adalah kayu Nyamplung bermanfaat untuk konstruksi rumah, perahu dan kayu untuk keperluan pertukangan. 


Biji Nyamplung yang berjatuhan umumnya dibiarkan begitu saja. Yang bagus bisa tumbuh menjadi pohon Nyamplung. Sehingga timbul jajaran pohon Nyamplung secara tidak sengaja. Kadang biji tersebut dimanfaatkan anak-anak untuk dibuat mainan semacam Gangsing. 


Saat pemerintah mencanangkan program Bahan Bakar Nabati (BBN) atau yang dikenal dengan biofuel, maka para pakar mulai meneliti tanaman yang dapat menjadi bahan bakunya. Akhirnya diketahui bahwa biji Nyamplung ternyata merupakan bahan baku biodiesel yang lebih baik daripada Jarak Pagar (Jatropha curcas).


Pengolahan biji Nyamplung sebagai minyak bakar (crude oil, kerosin) kini telah dilakukan Koperasi Tani ‘’Jarak Lestari’’, Kroya, Cilacap. Dengan menanfaatkan mesin untuk mengolah biji jarak -yang kini tersendat pasokannya, Koperasi tersebut mampu memperjelas keunggulan minyak Nyamplung dibandingkan minyak Jarak. 


Menurut Ketua Koperasi Jarak Lestari, Samino untuk memperoleh 1 L minyak Nyamplung hanya membutuhkan 2,5 Kg Nyamplung Kering, sedangkan untuk 1 L Minyak Jarak membutuhkan 4 Kg Jarak.


‘’Dari perbandingan ini saja, Nyamplung sudah menguntungkan, belum lagi kalau dibandingkan dengan ongkos produksinya,’’ kata Samino. 

Biji Nyamplung per kilo hanya Rp 700. Harga tersebut adalah harga sampai pabrik pengolahan. Sedangkan harga Jarak per kilo  antara Rp 3.000 sampai Rp 4.000,-. Dari sini bisa dibayangkan berapa ongkos produksi 1 liter minyak Jarak. 

Harga dan Kompor Khusus


Ongkos produksi 1 L minyak Nyamplung -setelah ditambah biaya upah pekerja pemecah biji Rp 500,- per kilo serta biaya pengolahannya menjadi kerosin (crude)- menurut Samino mendekati Rp 5.000, oleh karenanya kepada warga sekitar dijual Rp 5000. 


‘’Walau cuma Rp 5000, tapi harga minyak tanah di Kroya Rp 4.000, kalaupun paling tinggi, minyak tanah ya cuma Rp 4.500. Selain faktor harga, minyak Nyamplung juga membutuhkan kompor khusus, karena kapilaritasnya yang jelek,’’ papar dia.


Tangki penyuplai bahan bakar kompor minyak Nyamplung harus sejajar dengan ketinggian api pada kompor, ini jelas berbeda dengan kompor minyak tanah yang suplainya dari hasil rambatan minyak pada sumbu kompor.  


Dinas Kehutanan dan Perkebunan Cilacap juga tengah menggalakkan pembibitan di Desa Glempang Pasir, Kecamatan Adipala. Walaupun sudah memiliki wilayah potensi Nyamplung di Nusawungu, Adipala dan Binangun, langkah tersebut tetap dilakukan untuk mendukung program Gerhan yang dicanangkan tahun 2007 yaitu pembuatan Hutan Pantai. 


Dari 425 batang yang ditanam, terdapat 148.222 batang Nyamplung. Hutan Pantai selain bersifat ekologis juga berfungsi ekonomis, karena menumbuhkan pariwisata pantai. (Hartono Harimurti-59)
sumber: 
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/09/02/28912/Nyamplung-BBN-Yang-Potensial 

3 komentar:

  1. Nuwun,
    Maos artikel meniko, kulo kesengsem semi tertarik. Kados pundi coro nandur lan ngrumat tanduran Nyamlung. Sinten semerep tanduran niku saged ditandur teng daerah kulo.
    Kulo nyuwun saran lan infone supados saged nyambung artikel perihal nyamlung. Matur nuwun. Sam Ragil teng Malang. inang39@gmail.com www.tabulampot.net

    BalasHapus
  2. Cadangan BBM Kurang, Indonesia Bisa Kalah Perang dalam 3 Hari

    http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/12/31/cadangan-bbm-kurang-indonesia-bisa-kalah-perang-dalam-3-hari

    BalasHapus
  3. kalau boleh tau, tahapan proses pengolahan biji nyamplung menjadi minyak nyamplung ini seperti apa ?

    BalasHapus